Newssumut.com.
Konsep pembelajaran berdiferensiasi menjadi kunci dalam mencapai tujuan ini, di mana guru berupaya memenuhi kebutuhan belajar siswa yang beragam, baik dari segi gaya belajar, minat, maupun kesiapan belajar. Namun, implementasi pembelajaran berdiferensiasi di lapangan seringkali menghadapi berbagai tantangan. Banyak guru masih merasa kesulitan dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran yang sesuai dengan keberagaman siswa. Kurangnya pemahaman mendalam tentang strategi diferensiasi, keterbatasan waktu, serta minimnya dukungan profesional menjadi beberapa kendala utama. .
Ketika ditemui disekolah, Kepala SMPN 2 Sibolangit Dr. Achmad Bakhtiar, MA menyatakan bahwa Proses penjaringan ide melibatkan diskusi dengan para pendidik, pakar pendidikan, dan praktisi di lapangan. Dari berbagai masukan, muncul pemikiran bahwa supervisi akademik harus dirancang ulang agar tidak hanya memantau, tetapi juga membimbing dan memfasilitasi guru dalam mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi. Gagasan ini kemudian dikristalkan menjadi akronim "SI BEDI MAKAN SUPERMI". Akronim ini memiliki makna filosofis yang mendalam: SI BEDI merepresentasikan SIsi Belajar BerDiferensIasi, menunjukkan fokus utama pada pembelajaran yang mengakomodasi keberagaman siswa. Sementara itu, MAKAN SUPERMI adalah singkatan dari MAnfaAt Kan SUPerPRofesIonalitas MelewatI Supervisi akadeMIk, menekankan peran supervisi akademik yang profesional dan berkelanjutan sebagai sarana akselerasi. Nama ini dirancang agar mudah diingat, menarik, dan menggambarkan inti dari inovasi tersebut. Newssumut.com