Newssumut.com. 27/07/2025. Pendidikan
memiliki peran krusial dalam membentuk karakter generasi muda yang tidak hanya
cerdas secara intelektual, tetapi juga berintegritas dan bermoral. Namun, di
era digital yang serba cepat ini, tantangan dalam pembentukan karakter semakin
kompleks. Berbagai isu sosial seperti penurunan etika, kurangnya kepedulian
terhadap lingkungan, minimnya semangat gotong royong, hingga masalah
disintegrasi sosial, seringkali menjadi perhatian di lingkungan pendidikan. Di
UPT SPF SMP Negeri 2 Sibolangit, observasi menunjukkan adanya kebutuhan
mendesak untuk memperkuat nilai-nilai luhur Pancasila dalam diri siswa.
Degradasi moral yang tercermin dari perilaku kurang disiplin, minimnya
inisiatif, serta rendahnya empati antar sesama, menjadi indikator bahwa
pendekatan konvensional dalam pendidikan karakter perlu diperbarui. Kurikulum
Merdeka dengan Profil Pelajar Pancasila (P3) hadir sebagai jawaban atas
tantangan ini, namun implementasinya memerlukan inovasi agar tidak hanya
menjadi teori, melainkan terinternalisasi dalam setiap sendi kehidupan siswa.
Menyikapi
permasalahan di atas, Dr. Achmad Bahtiar, M.A., sebagai inovator, melakukan
penjaringan ide melalui serangkaian diskusi intensif dengan para guru, siswa,
dan orang tua. Fokus utama adalah mencari solusi yang relevan, aplikatif, dan
berkelanjutan dalam membangun karakter siswa sesuai P3. Dari diskusi tersebut,
muncul gagasan untuk mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam kegiatan
projek nyata yang melibatkan partisipasi aktif siswa. Ide ini kemudian berkembang
menjadi akronim "NAKES LAPORKAN PIL PELANCAR". Akronim ini bukan
sekadar nama, melainkan representasi dari enam dimensi P3 yang ingin ditanamkan
secara mendalam: Nalar Kritis, Kreatif, Beriman & Bertakwa kepada Tuhan YME
dan Berakhlak Mulia, Bergotong Royong, Berkebinekaan Global, dan Mandiri. Kata
"PIL PELANCAR" sendiri melambangkan upaya percepatan dan kemudahan
dalam internalisasi nilai-nilai tersebut melalui serangkaian kegiatan yang
terstruktur dan menyenangkan.